BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Pendidikan
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan siswa melalui
kegiatan bimbingan pelajaran dan latihan agar siswa tersebut berperan dalam
kehidupan masa depannya. Akan tetapi saat ini dunia pendidikan di Indonesia masih
tergolong rendah mutu pendidikan nya yaitu tercermin dari rendahnya hasil belajar matematika, khususnya siswa sekolah
dasar Sebagian besar siswa belum mampu menggapai
potensi ideal atau optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan proses
pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Di dalam sekolah, biasanya para
siswa mengkategorikan pelajaran yang sulit adalah pelajaran matematika. Dimana
para siswa masih bingung dan kurang bersemangat di dalam kelas. Pembelajaran yang monoton, tanpa alat peraga, membuat hampir semua siswa merasa
sulit memahami satu mata pelajaran ini. Apalagi biasanya sebagian para guru melakukan kegiatan belajar mengajar
dengan apa adanya. Ini fakta, ketika ditanya guru kepada siswanya, “bagaimana
proses pembelajaran hari ini”, merekapun menjawab “bagus” ada juga yang
menjawab (belum mengerti”.
Di
dalam kelas proses pembelajaran matematika
masih didominasi dengan penyampaian
fakta-fakta matematika dengan metode ceramah, tidak menggunakan alat peraga,
permainan/game dalam pembelajaran, ini membuat siswa di dalam kelas kurang
termotivasi dan siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran. Dengan
demikian proses pembelajaran tetap terpusat pada guru
bukan
pada siswa yang bersangkutan. Sehingga pencapaian tujuan
pembelajaran di dalam kelas tidak optimal.
Upaya
yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah guru
sebaiknya menggunakan alat/media dalam pembelajaran. Salah satu alat/media
pembelajaran yang penulis ciptakan dan desain sendiri di dalam kelas V adalah menggunakan
alat pembelajaran jenis dan sifat bangun datar dalam mata pelajaran matematika.
Alat/media dalam pembelajaran ini berguna untuk membantu para siswa dalam
proses pembelajaran, membuat siswa semakin tertarik dalam pembelajaran, siswa
lebih aktif dalam proses belajar mengajar, siswa mampu berkomunikasi dengan
teman sebangku (Kelompok), siswa termotivasi dan semangat dalam belajar dan siswa
menjalin kerjasama yang baik dalam setiap kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk membahas dalam karya tulis ilmiah ini dengan judul “Penggunaan Alat Peraga Jenis dan Sifat Bangun Datar
dalam Mata Pelajaran Matematika”
B. Rancangan Inovasi
Rancangan inovasi alat
peraga ini yaitu :
1.
menyiapkan alat dan bahan
2.
memodifikasi alat peraga menjadi alat
pembelajaran
3.
membuat dan berkreasi sesuai dengan yang
dirancang.
Foto hasil rancangan :

1. Jenis Inovasi pembelajaran yang dirancang
Inovasi berasal dari
kata latin, innovation yang berarti pembaharuan dan perbuahan. Inovasi ialah suatu
perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari
yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja. Menurut Everett M.
Rogers (1983), mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu
ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu
hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Jadi
pengertian inovasi menurut saya adalah sebuah perubahan/pembaharuan/penemuan
konsep yang kita dapat menjadi hasil yang bisa berguna.
Jenis-jenis inovasi
yang dirancang adalah :
- Bottom
Up
Bottom–up model
yaitu model inovasi yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan
mutu pendidikan. Bottom up ini merupakan kebalikan dari Top Down. Pada
bottom up ini sebuah ide, gagasan baru dan semua kebijakan berasal dari
bawah ( kar yawan, guru ).
- Kelebihan Bottom Up
1.
Seorang guru bisa memberikan ide
idenya mengenai pendidikan
2.
Kebijakan bisa dilakukan oleh
rakyat atau masyarakat biasa
3.
Guru bisa menentukkan pengajaran
terhadap siswanya sesuai dengan kondisi yang ad a tanpa menunggu kebijakan dari
pemerintah.
- Kekurangan Bottom Up
1.
Semua kebijakan tidak terstruktur
dengan baik.
2.
Semua gagasan baru tidak bisa
tersamapiakan kepada masyarakat luas, karena tidak ada pemerintah yang memberi
wewenang.
1.
Desain dan konsep dasar inovasi pembelajaran yang
dirancang
Berangkat
dari konsep inovatif, sejumlah usaha perubahan harus dilakukan oleh seorang
Guru. Demikian
cepatnya perubahan di sekitar kita, tidak mungkin lagi mengandalkan cara-cara
lama dalam pembelajaran, bahkan masih terdapat sejumlah guru masih mengajar
dengan cara-cara yang dilakukan oleh gurunya ketika dia belajar dahulu. Untuk
keperluan perubahan ini, pada tahap awal para guru memiliki motivasi dan sikap
ingin berubah (Huberman dan Miles, 1984:43), tidak pernah merasa puas, berusaha
bekerja profesional dan sebagainya, sehingga ia mendapatkan sesuatu yang baru,
karena inti dari pengertian inovasi itu sendiri adalah adanya perubahan untuk
menemukan yang baru (Ibrahim, 1998:46).
Desain/Konsep
dasar inovasi pembelajaran adalah :
- Menggunakan tripleks
bekas yang didalamnya terdapat
logam
- Menggunakan kertas
pelangi sebagai daya tari tersendiri
- Menggunakan konsep
kartu dalam proses belajar mengajar
- Menggunakan baut sebagai
tempat titik tengah berputarnya bangun datar
C.
Tujuan
Tujuan Umum:
Penggunaan alat
peraga matematika jenis dan sifat bangun datar.
Tujuan Khusus:
1. Penggunaan
alat peraga matematika jenis dan sifat bangun datar dalam meningkatkan minat/motivasi belajar siswa
2. Penggunaan
alat peraga matematika jenis dan sifat bangun datar dalam membantu kelancaran
proses pembelajaran guru
3. Penggunaan
alat peraga matematika jenis dan sifat bangun datar dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini memberikan manfaat
bagi :
a. PTK :
-
Menambah wawasan / pengetahuan pengalaman mengajar.
-
Guru semakin termotivasi dan berlomba untuk berkreasi dalam proses belajar
mengajar
-
Dapat mengembangkan alat/media pembelajaran, khususnya Alat pembelajaran
jenis dan sifat bangun datar.
b. Peserta didik :
-
Dapat meningkatkan motivasi, gairah dan semangat dalam belajar
-
Meningkatkan hasil belajar siswa
-
Menjalin kerjasama dan saling membantu di dalam kelompok
-
Sebagai motivasi untuk kreatif dan menciptakan ide-ide / cara alternatif
dalam proses belajar mengajar
-
c. Sekolah :
-
Membuat para siswa yang ada di sekolah tersebut dapat mencapai hasil dan
prestasi yang baik.
-
Karya ini dapat dijadikan sebagai bahan
acuan/pedoman dalam menyusun karya tulis
ilmiah lainnya..
-
Para orang tua/masyarakat tidak segan-segan memasukkan anaknya di sekolah
tersebut karena di sekolah tersebut menggunakan berbagai alat/media pembelajaran khususnya alat pembelajaran jenis
dan sifat bangun datar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian Alat Peraga
Kata “Alat Peraga” diperoleh dari dua kata alat dan
peraga. Kata utamanya adalah peraga yang artinya bertugas “meragakan” atau membuat bentuk
“raga” atau bentuk “fisik” dari suatu arti/pengertian yang dijelaskan. Bentuk
fisik itu dapat berbentuk benda nyatanya atau benda tiruan dalam bentuk model
atau dalam bentuk gambar visual/audio visual.
Contoh alat peraga jenis dan sifat bangun datar dengan menjelaskan jenis-jenis alat peraga dengan
menggunakan kartu serta menentukan simetri putar dalam bangun datar. Jadi alat peraga yang digunakan guru tersebut memang berbentuk
desain materi yang akan disajikan dalam pelajaran. Alat peraga merupakan media
pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang
dipelajari (Estiningsih, 1994:7). Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan
keabstrakan konsep agar siswa mampu 8 menangkap arti konsep tersebut. Sebagai
contoh, benda-benda konkret disekitar siswa. Dengan adanya alat peraga siswa
dapat mengetahui letak bilangan positif dan bilangan negatif. Menurut Sudjana
(1989:76) alat peraga adalah suatu alat bantu untuk mendidik atau mengajar
supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.
Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Alat
peraga antara lain :
1.
Sumad, 1972, mengemukakan bahwa alat peraga atau
AVA adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui
panca indera. Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah
alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat
berhasil dengan baik dan efektif.
2. Amir Hamzah, 1981 bahwa Alat Peraga Pendidikan
adalah adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara
berkomunikasi
3.
menjadi efektif”. Sedangkan yang dimaksud
dengan alat peraga menurut Nasution (1985: 95) adalah “alat bantu dalam
mengajar lebih efektif”.
4.
Faizal, 20010, mendefinisikan Alat Peraga Pendidikan sebagai instrument
audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi
lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
4.
Wijaya dan Rusyan, 1994 yang
dimaksud Alat Peraga Pendidikan adalah media pendidikan berperan
sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga
siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar.
5.
Nasution, 1985 alat
peraga pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar
efektif”.
6.
Suhardi, 1978 Pengertian alat peraga
pendidikan atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya
berhubungan dengan indera pendengaran (
7.
Amir Hamzah, 1981 bahwa Alat Peraga
Pendidikan adalah adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk
membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. Sedangkan yang dimaksud dengan
alat peraga menurut Nasution (1985: 95) adalah “alat bantu dalam mengajar lebih
efektif”.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa pengertian alat peraga pendidikan
adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
B. Jenis dan Sifat Bangun
Datar
1.
Pengertian Bangun Datar
Ada dua jenis bangun, yaitu bangun datar dan bangun
ruang. Bangun
datar disebut juga bangun 2 dimensi (2 D) atau bangun datar adalah bangun yang
memiliki permukaan yang datar dan bangun ruang disebut juga bangun 3 dimensi (3
D). Bangun yang memiliki ruang di dalamnya. Tiap bangun mempunyai sifat-sifat,
yang membedakan dengan bangun lainnya. Bangun datar berbeda dengan bangun
ruang, karena sifatnya yang berbeda. Bahkan di antara bangun-bangun datar, atau
bangun-bangun ruang sendiri, terdapat sifat-sifat yang berbeda.
2.
Jenis-jenis Bangun Datar
Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain
persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang,
belah ketupat, dan lingkaran. Nama-nama Bangun Datar :
1. Persegi
Panjang, yaitu bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan yang sama panjang,
dan memiliki empat buah titik sudut siku-siku.
2. Persegi, yaitu
persegi panjang yang semua sisinya sama panjang.
3. Segitiga, yaitu
bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris.. macam
macamnya: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga
sembarang
4. Jajar Genjang,
yaitu segi empat yang sisinya sepasang-sepasang sama panjang dan sejajar.
5. Trapesium,
yaitu segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi yang sejajar.
6. Layang-layang,
yaitu segi empat yang salah satu diagonalnya memotong tegak lurus sumbu
diagonal lainnya.
7. Belah Ketupat,
yaitu segi empat yang semua sisinya sama panjang dan kedua diagonalnya saling
berpotongan tegak lurus.
8. Lingkaran,
yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang
mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya
dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.
3.
Sifat-sifat Bangun Datar
Tiap bangun datar mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Apa saja sifat bangun datar? Perhatikan
gambar dan uraian berikut.
- Persegi
1. Mempunyai 4
sisi
2. Keempat sisinya
sama panjang
3. Diagonalnya
membagi 2 sama panjang
4. Keempat
sudutnya sama besar
5. Mempunyai 4
simetri lipat
6. Mempunyai 4
simetri putar
- Persegi
panjang
1. Mempunyai 4
sisi
2. Sisi-sisi yang
berhadapan sejajar dan sama panjang
3. Diagonalnya
membagi dua sama panjang
4. Keempat
sudutnya sama besar
5. Mempunyai 2
simetri lipat
6. Mempunyai 2
simetri putar
- Segitiga
1. Mempunyai 3
sisi
Macam-macam segitiga:
a. Berdasarkan
besar sudut
·
Segitiga lancip : segitiga yang besar sudutnya
kurang dari 90
·
Segitiga siku-siku : segitiga yang besar
sudutnya 90
·
Segitiga tumpul : segitiga yang besar sudutnya
lebih dari 90
b. Berdasarkan
panjang sisi
·
Segitiga sembarang : segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang
·
Segitiga sama sisi : segitiga yang ketiga
sisinya sama panjang
·
Segitiga sama kaki : segitiga yang dua sisinya
sama kaki : segitiga
yang dua sisinya sama panjang
- Jajar
genjang
1. Mempunyai 4
sisi
2. Sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar
3. Diagonalnya
saling membagi dua sama panjang
4. Sudut-sudut
yang berhadapan sama besar
5. Tidak mempunyai
simetri lipat
6. Mempunyai 2
simetri putar
- Trapesium
1. Mempunyai 4
sisi
2. Sisi-sisinya
tidak sama panjang
3. Diagonalnya
tidak membagi dua sama panjang
4. Tidak
mempunyai simetri putar
- Layang-layang
1.
Mempunyai 4 sisi
2.
Mempunyai 2 pasang sisi yang sama
panjang Diagonalnya saling tegak lurus tetapi tidak semua diagonal membagi
dua sama panjang
3.
Sudut-sudut yang berhadapan tidak semua sama
besar
4.
Mempunyai 1 simetri lipat
5.
Tidak mempunyai simetri putar
- Belah
ketupat
1.
Mempunyai 4 sisi
2.
Keempat sisinya sama panjang
3.
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
4.
Diagonalnya saling tegak lurus membagi dua sama panjang
5.
Mempunyai 2 simetri lipat
6.
Mempunyai 2 simetri putar
- Lingkaran
1.
Mempunyai simteri lipat yang tak terbatas
2.
Mempunyai simetri putar yang tak terbatas
C.
Pengertian Matematika
Kata matematika berasal
dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani
mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata
mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu
mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal
katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan
berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi
matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan
idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980 :148).
Matematika terbentuk dari
pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam
dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif
sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika
yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara
tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang
bernilai lobal (universal). Konsep
matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika. Pada
awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung,
Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi, Aljabar
Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor, dll.
Beberapa
Definisi Para Ahli Mengenai Matematika antara lain :
1. Russefendi (1988 : 23)
Matematika terorganisasikan
dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma,
dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku
secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif
2. James dan James (1976).
Matematika adalah ilmu
tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu
aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika
terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan
aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
3. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972)
Matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas dan
akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai
ide dari pada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi,
sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang
tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu
adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya
4. Reys - dkk (1984)
Matematika adalah telaahan
tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu
bahasa dan suatu alat.
5. Kline (1973)
Matematika itu bukan
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Berdasarkan uraian di atas, dapat peneliti simpulkan
bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan berfikir
atau menalar. Matematika terbentuk dari pengalaman manusia kemudian
pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan
penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep
matematika.
BAB III
KARYA
INOVASI PEMBELAJARAN
A. Ide Dasar
Awalnya
penulis melihat di dalam kelas, siswa semakin kurang termotivasi dalam proses
belajar mengajar, siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena guru dalam
mengajar menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan media/alat pembelajaran
di dalam kelas. Melihat situasi dan kondisi seperti itu timbul ide dasar penulis
membuat suatu cara agar dalam proses belajar mengajar semakin menarik dan
termotivasi siswa dalam proses belajar mengajar.
Salah
satu cara alternatif yaitu membuat hasil karya inovatif alat peraga matematika
jenis dan sifat bangun datar. Dengan adanya media/alat pembalajaran, diharapkan
siswa semakin tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran.
Alat ini
mempunyai banyak manfaat terutama mengenai materi bangun datar. Selain
memudahkan guru dalam pembelajaran ,siswa juga semakin tertarik dan termotivasi
dalam proses belajar mengajar.
Adapun
beberapa manfaat
B. Alat dan Bahan
v Alat dan Bahan
-
Tripleks
bekas disisipkan seng bekas didalamnya
-
Magnet
-
Kardus bekas
-
Kertas
pelangi
-
Spidol
merah dan hitam
-
Lem
-
Baut
C.
Proses Pembuatan
v Cara kerja
-
Pertama-tama
membentuk tripleks
ukuran 1 x 1 meter. Tripleks ini
sudah dilapisi dengan seng di dalamnya. Seng ini berfungsi sebagai tempat
merekat/melengket magnet
-
Membuat
pola penempatan bangun datar di dalam tripleks. Pola yang sudah diukur sedemikian rupa sehingga membentuk berbagai macam
jenis bangun datar.
-
Membuat
bangun datar dari kardus bekas. Sesuaikan
ukuran dengan tripleks yang sudah tersedia. Seperti
persegi, belah ketupat, layang-layang
dll. Kemudian bungkuslah
dengan kertas pelangi. Kertas ini
berfungsi sebagai daya tarik tersendiri karna warnaya yang mencolok.
-
Setelah
itu menempelkan bangun
datar dari dos menggunakan baut agar tidak jatuh. Tentukanlah titik
tengah dari bangun datar tersebut. Ini juga dapat
berfungsi sebagai alat simetri putar.
-
Membuat kartu yang ditempel dengan magnet berbentuk persegi panjang. Kartu
ini ditulis nama bangun datar dan sifat-sifatnya. Tentunya juga diberikan /
direkatkan dengan kertas pelangi. Agar kelihatan menarik.
-
Alhasil,
jadilah hasil karya yang sangat memuaskan
v Deskripsi
Jenis dan sifat bangun datar ini terbuat
dari tripleks bekas. Selain media yang unik juga sangat membantu siswa dalam
mengetahui jenis dan sifat bangun datar. Alat peraga ini dibuat di dalam
kelas.dan mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa di kelas
v Tabel proses pembuatan menggunakan
foto
|
Aktivitas gambar
|
Deskripsi/langkah kerja
|
![]() |
Alat dan bahan
sudah tersedia.
1. Tripleks bekas
2. Spidol merah dan hitam
2. Magnet
3. Kardus
4. Kertas pelangi
5. Gunting
|
![]() |
6. Membuat pola penempatan bangun datar
di dalam tripleks.
7. Membuat bangun datar dari kardus
bekas. Seperti persegi, belah ketupat, layang-layang dll. Kemudian dbungkus
dengan kertas pelangi.
|
![]() |
8. Setelah itu menempelkan bangun datar dari dos menggunakan baut agar
tidak jatuh.]
9. Ini juga dapat berfungsi sebagai alat
simetri putar.
|
![]() |
10. Kemudian ditulislah sifat dan jenis
bangun datar kemudian dilem menggunakan magnet.
11.
|
![]() |
12.
Alhasil,
jadilah hasil karya yang sangat memuaskan
|
D.
Penggunaan dalam Pembelajaran
Penggunaan dalam pembelajaran karya inovasi ini
adalah sbb :
1. Karya inovasi ini berguna
untuk sebagai media/alat pembelajaran matematika terkhusus materi bangun datar.
2. Alat pembelajaran ini berguna
untuk menentukan jumlah simetri putar dengan cara memutar 360 ˚ atau 270 °. Sampai menempati bingkainya. Alat ini memudahkan
siswa dalam menentukan jumlah simetri putar pada bnagun datar.
3. Alat pembelajaran ini berguna
untuk mengetahui dan mencari informasi
secara langsung mengenai jenis dan sifat bangun datar.
4. Alat pembelajaran ini dapat dijadikan
permainan dalam proses pembelajaran. Bermain sambil belajar itu sangat
mengasikkan. Karna alat ini sudah didesain sedemikian rupa untuk dijadikan alat
pembelajaran sekaligus dapat dijadikan sebagai alat permainan. Alat pembelajaran
ini menggunakan kartu dalam pembelajaran. Dapat dicabut dan dipasang kembali didalam alat pembelajaran, seperti berbentuk kartu
joker. Ini adalah inovasi pembelajaran dalm permainan matematika. Dimana siswa
nantinya menentukan/mencari bentuk jenis dan sifat bangun datar dari kartu yang
diberikan, seperti ibarat bongkar pasang kemudian siswa mencari jenis dan sifat
bangun datar.
Berdasarkan
penggunaan dalam pembelajaran, penulis menyimpulkan alat pembelajaran/alat
peraga ini sangat berguna, dapat dijadikan sebagai media/alat pembelajaran yang
efektif dalam proses belajar mengajar dan cara penyajian/penerapan
penggunaannya tidak sesulit yang dibayangkan. Karna alat ini sudah memberikan
informasi tentang materi jenis dan sifat bangun datar serta sebagai permainan
dalam proses belajar mengajar.
E.
Analisis Data/Informasi Hasil Penggunaan dalam Pembelajaran
( Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Peserta
Didik)
Analisis data/Hasil penggunaan alat dalam
pembelajaran yaitu :
1. Meningkatkan hasil/prestasi belajar di dalam kelas
khususnya materi jenis dan sifat bangun datar.
2. Siswa antusias dan ceria
dalam mengikuti proses belajar mengajar.
3. Siswa lebih paham dan
mengerti mengenai materi yang diberikan.
4. Siswa termotivasi dan
tertarik mengikuti kegiatan proses belajar mengajar selanjutnya.
Foto/dokumentasi :

BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. pengertian
alat peraga pendidikan adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
siswa.
2. alat pembelajaran/alat peraga
ini sangat berguna, dapat dijadikan sebagai media/alat pembelajaran yang
efektif dalam proses belajar mengajar dan cara penyajian/penerapan
penggunaannya tidak sesulit yang dibayangkan. Karna alat ini sudah memberikan
informasi tentang materi jenis dan sifat bangun datar serta sebagai permainan
dalam proses belajar mengajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dalam penulisan ini, maka diajukan beberapa saran sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika di kelas V sebagai berikut :
1. Bagi guru/teman sejawat :
Diharapkan bagi guru/teman sejawat
agar mampu menerapkan alat peraga yang efektif dan menyenangkan khususnya alat
pembelajaran jenis dan sifat bangun datar.
2. Diharapkan kepada guru/teman
sejawat menciptakan atau mengembangkan ide alat-alat peraga agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di
dalam kelas. agar para siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.
3. Diharapkan kepada guru/teman
sejawat memberikan saran dan kritikan yang bersifat membangun dalam PTK ini.
DAFTAR PUSTAKA
. 2006. Undang-Undang
R.I. Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: B.P Dharma
Bhakti.
Soenarjo, RJ. 2008. Matematika 5. Jakarta: Depkdiknas.
Ihsand, Muhammad. 2004. Penulisan Daftar Pustaka yang Benar.
From https://support.hyperic.com/display/~marty/2014/08/18/Penulisan+Daftar+Pustaka+yang+Benar, 29 Mei 2015.
Syam,
Sakinah . 2008. Perbandingan Hasil Belajar Biologi Antara Model Pembelajaran
Aptitude Treatmen Interaction (ATI) dengan Kooperatif STAD Siswa KelasVIII SMP
Negeri 13 Makassar. Skripsi. Makassar: FMIPA UNM.
Haq, Syukur. 2008. Model Pembelajaran Efektif Di sekolah Dasar.
Unismuh: FKIP PGSD UMM Makassar.
Arikunto, Shuharsimi, Suhardjono,
dan supardi. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara.
..........., http://digilib.unila.ac.id/781/8/BAB%20II.pdf.n\
April 2016
https://panjiamboro.wordpress.com/2013/05/17/pengertian-tujuan-dan-manfaat-alat-peraga/6 April 2016.














