Pembelajaran Kelas Rangkap
D
I
S
U
S
U
N
Firmansyah, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
PKR Sebagai suatu bidang kajian strategi pembelajaran merupakan
suatu hal yang relative baru baik para guru maupun calon guru SD. Oleh karena
itu kami dari kelompok III membahas
tentang gambaran tentang bagaimana PKR dalam menganalisis model-model PKR itu
sendiri baik para gurunya sendiri. Untuk lebih memahami maksud dari PKR dalam
menganalisis dan menggambarkan PKR kami menyajikan materi tersebut dalam suatu
makalah kami..
B. Rumusan
Masalah
Dari Latar belakang diatas dapat
disimpulkan permasalahnnya adalah sbb :
1.
Bagaimana
Prinsip dan Pola dasar PKR ?
2.
Bagaimana
Bentuk aneka model pembelajaran ?
3.
Bagaimana
memelihara suasana belajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip dan Pola Dasar PKR
1. Prinsip Umum dan Khusus
Prinsip
PKR adalah ketentuan-ketentuan umum khusus yang bersifat memandu dan
mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola
pembelajaran. PKR seperti pembelajaran [ada umumnya memiliki prinsip-prinsip
umum baik bersifat psikologis pedagogis maupun didaktik-metodik.
Yang
bersifat psikologis-pedogogis adalah yang berkenaan dengan perubahan perilaku
siswa, sedang yang bersifat didaktik-metodik adalah yang berkenann dengn
strategi perilaku siswa, sedang yang bersifat didaktik-metodik adalah yang
berkenaan dengan startegi /prosedur pemecahan.
·
Beberapa
Prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain sbb :
·
perbedaan
individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap dan perilakunya menuntut
perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya
·
Motivasi
sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa atau
motivasi intrinsik maupun yang datang dari luar diri siswa atau motivasi
intstrumental.
·
Belajar
sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap dan
keterampilan melalui transformasi pengalaman.
·
Belajar
dari teman seusia atau per group terutama mengenai sikap dan keterampilan
sosial dapat berhasil dngan baik melalui interaksi sosial yang sengaja
dirancang.
·
Pencapaian
dampak instructional dan dampak pengiring menuntut lingkungan dan suasana
belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar yang dirancang
dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana dalam belajarmsecara konstektual.
Implementasi
dari prinsip umum psikologis-pedagogis terhadap pembelajaran adalah munculnya
prinsip-prinsip didaktik-metodik sbb :
- Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan
individual
- Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat
membangkitkan memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa
- Penerapan aneka pendekatn,
metodek dan teknik pembelajaran yang berpotensi mengaktifkan siswa dalam
keseluruhan siklus proses belajar
- Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan dampak pengirim
Disamping
memiliki prinsip umum seperti tersebut diatas, PPKR memiliki beberapa prinsip
khusus sbb :
a. keserampakan kegiatan belajar mengajar
Dalam
PPKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan misalnya dari pukul 8.00-9.20 (2
jam pelajaran ) menangani pembelajaran IPA untuk kelas IV dan IPS Kelas VI.
b. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik
Yang
dimaksud dengan waktu keaktifan akademik atau disingkat WKA adalah waktu yang
benar-benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis,
berlatih keterampilan, Berdiskusi).
c. Kontak psikologis guru-murid yang
berkelanjutan.
Dengan
menerapkan PKR interaksi guru dan murid baik yang berupa perhatian, pengarahan,
bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan berlangsung
secara bervariasi dan terus menerus terutama dalam PKRdengan satu ruangan.
d. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien
Kita
menyadari bahwa disekolah dasar terutama dipedesaan sumber belajar tertulis
dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan
sekolah. Malah dalam beberapa kasus hanya terdapat suatu eksemplar buku
pelajaran untuk 1 kelas.
2.
Pola Dasar PKR
Dilihat
dari pengorganisasian mata pelajaran, kelas atau rombongan belajar dan ruangan
terdapat beberapa pola dasar PPKR sbb :
1. Model PKR 211 : Dua kelas, satu mata pelajaran, satu ruangan
2. Model PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
3. Model PKR 311 : Tiga kelas , satu mata pelajaran, satu ruangan
4. Model PKR 321 : Tiga kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
5. Model PKR 322 : Tiga kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
6. Model PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
7. Model PKR 222 : Dua kelas, Dua mata pelajaran, dua ruangan
8. Model PKR 111 : Satu kelas, satu mata pelajaran dengan dua atau tiga topik
berjenjang, satu ruangan.
Didalam
menerapkan pola dasar PPKR selain model PPKR III, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sbb :
a. Kelas yang dapat dirangkap dalam satu
ruangan adalah kelas I, II, III atau kelas IV, V, VI atau kelas I,II atau III,IV. Kelas I, II
sebaiknya tidak dirangkap dalam satu ruangan dalam kelas dengan kelas IV, V, VI
karena alasan perbedaan usia dan perbedaan lama belajar.
b. Mata pelajaran yang menekankan pada
keterampilan melafalkan atau bersuara seperti membaca, menyanyi atau bergerak
seperti praktek olah raga tidak boleh
dirangkap dengan mata pelajaran yang menekankan menekankan pada proses kognitif
seperti matematika, IPA,IPS, PPKN, Bahasa Indonesia.
c. Perangkapan kelas dalam ruangan lebih dri
tiga tidak dianjurkan karena sukar untuk dikelola antara lain guru akan sangat
repot mengesak dari kelas kekelas.
B. Aneka
Model Pembelajaran
Sesuai
dengan prinsip khusus PKR seperti dibahas pada bagian A bab ini, pelaksanaan
PKR memerlukan penerapan berbagai model pembelajaran yang berpotensi
mengaktifkan siswa. Mengenai model tersebut,
Winataputra (1997) mengadaptasi beberapa model tercakup dalam dua kelompok ::
- Model
Proses Belajar Arahan Sendiri
2. Model Proses Belajar Melalui Kerjasama yang
Meliputi :
a. model olah pikir sejoli (MOPS)
b. model olah pikir (MOPB)
c. model konsultasi intra kelompok (MKIK)
d. model tuturial teman sebaya (MTTS)
e. model tuturoial litas kelas )MTLK)
f. model diskusi meja munda (MDMB)
g. model tugas, diskusi dan resitasi (MTDR)
h. model aktifitas tugas terbuka/tertutup
(MATT)
Untuk masing-masing model akan disajikan
langkah dan saran penggunaan rangka PKR sbb :
Proses
Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Deskripsi
Model PBAS merupakan suatu
kerangka kegiatan belajar atas prakarsa siswa atau secara mandiri dengan
mendapat bimbingan seperlunya dari guru. Dalam
model ini guru berperang sebagai pemberi kemudahan belajar/facilitator of
learning.
Langkah-langkah
|
Kegiatan guru
|
Kegiatan siswa
|
|
1. Menyediakan sumber belajar
2.Memberikan penegasan
3. mengecek kemajuan belajar
4. Memberikan penugasan belajar
lanjut (2)
5. Mengecek kemajuan Belajar
(2)
6. Mengevaluasi hasil belajar
siswa
|
·
Penyeleksian
-
Menemukan
informasi
-
Membuat
catatan
-
Mengekspresikan
ide pokok
·
Pemahaman
-
Melihat
bahan lebih awal
-
Menggunalkan
isyarat
-
Mencari
sumber bahan
·
penguatan
inagatan
-
Mengkaji
ulang bahan
-
Mengingat
butir penting
-
Mengetes
sendiri
-
Merancang
acar belajar sendiri
·
Penjabaran
lanjutan
-
Bertanya
-
Membentuk
citra sendiri
-
Menarik
analogi dan metapora
·
Pengintegrasian
-
Mengungkapkan
sendiri
-
Membuat
ilustrasi
-
Menggunakan
banyak sumber
-
Mengaitkan
dengan pengetahuan
-
Menjawab
permasalahn sendiri
·
Pengecekan
-
mengecek
apa yang telah dikuasai
-
menayadari
kekuatan dan kelemahannya
|
Saran penggunaan
Model
ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar
mandiri bisa dilakukan secara
perseorangan maupun kelompok. Inti dari belajar mandiri adalah mencari dan
mengelolah informasi atas dorongan belajar dari dalam diri. Artinya tanpa
menunggu datangnya tugas atau perintah dari orang lain. Walaupun demikian
karena model ini akan diterapkan di SD, arahan dari guru masih tetap
diperlukan.
Proses Belajar melalui Kerja
sama (PBMKS) terdiri dari model – model sbagai berikut :
Model
Olah Pikir Sejoli (MOPS)
Deskripsi
Model Olah pikir sejoli
merupakan kerangka kegiatan belajar secara berpasangan. Setiap pasang siswa
ditugasi untuk melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama dibawah kontrol
guru.
Langkah-langkah
Model
OPS memiliki langkah-langkah sbb :
Tahap 1 : Siswa menyimak pertanyaan diajukan guru
Tahap 2 : Semua murid diberikan waktu berfikir untuk menjawab
pertanyaan
Tahap 3 : Guru memberikan isyarat mendiskusikan jawaban kepada
teman
sebangkunya kemudian
merumuskan jawaban tsb
Tahap 4 : Masing-masing pasangan diminta pendapatnya dalam
menjawab
pertanyaan diajukan
oleh gurunya.
Saran penggunaan
Model ini menitik beratkan
pada komunikasi banyak arah secara bertahan. Tahap pertama dan kedua memahami
komunikasi satu arah (guru-murid) dengan respon dalam bentuk komunikasi dalam
diri atau intrapersonal. Tahap ketiga mewadahi komunkasi timbal balik dalam kelompok
kecil sebagai persiapan komunikasi banyak arah dalam diskusi kelas pada tahap
ke empat.
Model
Olah Pikir Berebut (MOPB)
Deskripsi
MOPB
merupakan kerangka kegiatan belajar yang menekankan pada proses berfikir
menyebar secara dialogis.
Langkah-langkah
:
Tahap
1 : Guru mengajukan pertanyaan
yang meminta banyak jawaban
Tahap
2 : Sisw secara perseorangan
berfikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lisan
Saran
penggunaan
Model
ini termasuk kedalam proses curah pendapat atau yang dirangsang dengan pertanyaan
menyebar yakni pertanyaan yang menuntut banyak
jawaban yang bervariasi. Pola PKR yang cocok sebagai arena penerapan
pola satu atau lebih dari satu kelas dalam satu ruangan untuk satu atau lebih
dari 1 mata pelajaran yang mempunyai topik umum yang ditata dengan penggugusan
topik dan subtopik.
Model Konsultasi Intra Kelompok (MKIK)
Deskripsi
MKIK merupakan kerangka
kegiatan belajar kelompok dalam memecahkan masalah dengan menggunakan sumber
belajar tersedia.
Langkah-langkah
Tahap 1 : Siswa diminta menyiapkan alat tulis
Tahap 2 : Seorang siswa diminta membacakan pertanyaan pertama dari
pertanyaan yang telah disiapkan gurunya
Tahap 3 : Semua siswa mencari jawaban dari buku yang tersedia
Tahap 4 : Siswa yang duduk disebelah kiri merupakan pembaca
pertanyaan, kemudian ditugaskan mengecek apakah pertanayan yang diajukan
mengerti oleh setiap kelompok
Tahap 5 : Bila tercapai kesepakatan dalam pertanyaan tersebut maka
semua murid mengambil pena dan menjawab pertanyaan
Tahap 6 : Selanjutnya mengikuti urutan langkah 1 sampai 5
meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dst.
Saran penggunaan
Model ini dapat diterapkan
dalam kelas PKR baik yang dilakukan dalam satu atau lebih dari satu mata
pelajaran. Yang perlu dicatat ialah pengelompokkan murid sebaiknya menurut kelas.
Mungkin cocoknya di kelas IV ke atas.
Model Tutorial Teman Sebaya (MTTS)
MTTS
merupakan kerangka kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelasnya
yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melakukan suatu
kegiata.
Langkah-langkah
Tahap 1 :
Pilihlah siswa yang memiliki kemampuan rata-rata
Tahap 2 :
Berikan tugas khusus untuk membantu temannya
Tahap 3 :
guru selalu memantau prose saling membantu tersebut
Tahap 4 :
Berikan penguatan kedua belah pihak
Saran penggunaan
Mulailah dengan tujuan yang jelas
Jelaskan tujuan kepada seluruh siswa
Siapkan bahan dan sumber belajar
Gunkan cara praktis
Hindari kegiatan pengulangan yang dilakukan
oleh guru
Pusatkan kegiatan tutorial pd keterampilan
berfikir
Berikan latihan singkat dan memantau setiap
proses belajarnya.
Model
Tutorial Lintas Kelas (MTLK)
Deskripsi
MTLK merupakan kerangka
kegiatanbelajar siswa dengan memanfaatkan siswa lain kelas yang lebih tinggi
untuk membantu siswa kelasnya dalam memahami mengerjakan tugas
Langkah-langkah
Pilihlah siswa yang memiliki
diatas rata-rata
berikan tugas khusus untuk
membantu adiknya
guru selalu memantau proses
saling membantu
berikan penguatan kepada kedua
belah pihak
saran penggunaan
MTLK digunaka secara lintas
kelas. Murid kelas yang lebih tinggi misalnya murid kelas VI yang pandai
ditugasi untuk membantu kelompok kelas dibawahnya.
Model Diskusi Meja Bundar (MDMB)
Deskripsi
MDMB merupakan kerangka
kegiatan belajar siswa yang bersifat mengundang pendapat siswa secara tertulis
dalam suasana terstruktur
Langkah-langkah
siswa dibagi dalam kelompok
kecil 3-4 orang
guru mengajukan pertanyaan
baik lisan/tertulis
selembar
kertas diedarkan dalam setiap kelompok
selama
prose berlangsung guru sebagai pemonitor, pemberi kemudahan dan manager kelas
saran
penggunaan
MDMB bertujuan mengembangkan
keterampilan mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelompok
Model Tugas Diskusi-Resitasi(MTDR)
Deskripsi
MTDR merupakan kerangka
kegiatan belajar siswa dalam rangkain kegiatan dalam melaksanakan tugas mendiskusikan
tugas dan melaporkan hasil pengerjaan tugas.
Langkah-langkah
Pemberian
tugas dari guru
pelaksanaan diskusi kelompok
siswa
pelaporan hasil diskusi siswa
Saran Penggunaan
MTDR merupakan kombinasi dari
metode pemberian tugas dan diskusi. Cocok digunaka kelas IV keatas. Tujuannya
pada pengembangan keterampilan akademis melalui situasi kerjasama.
Model Aktifitas Tugas Tertutup (MATTU) dan Aktivitas Tugas Terbuka
(MATTA)
Deskripsi
Model diata merupakan kerangka
kegiatan belajar melalui pemberian tugas kepada siswa secara terarah pada satu
jawaban atau banayk jawaban.
Langkah-langkah
MATTA Dan MATTU meruapakn
model pemberian tugas. Yang khas kedua model ini
sifat isi tugasnya.
Saran
penggunaan
Dalam
kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV ke atas. Peran
guru sebagai nara sumber dan manager kelas.
C.
Bagaimana memelihara suasana
Belajar
Dari
pengalaman yang kita ketahui bahwa situasi ruangan tempat pembelajaran kelas
rangkap berlang sung akan berbeda dngan situasidari pembelajaran kelas tunggal.
Yang membedakan kelas PKR aalah keragaman kelasPKR, yang dimksud keragaman
aalah sbb :
·
kelompok
siswa daru 2 kelas atau lebih
·
satu
/lebih dari satu mata pelajaran
·
satu
atau lebih dari satu topik yang dibahas
·
satu
/ lebih dari model belajar yang digunakan
·
satu/lebih
dari satu ruangan belajar
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prinsip PKR
adalah ketentuan-ketentuan umum khusus yang bersifat memandu dan mengarahkan
pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. PKR
seperti pembelajaran [ada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik bersifat
psikologis pedagogis maupun didaktik-metodik.
Sesuai dengan
prinsip khusus PKR seperti dibahas pada bagian A bab ini, pelaksanaan PKR
memerlukan penerapan berbagai model pembelajaran yang berpotensi mengaktifkan
siswa. Mengenai model tersebut,
Winataputra (1997) mengadaptasi beberapa model tercakup dalam dua kelompok ::
·
Model Proses Belajar Arahan
Sendiri
- Model Proses Belajar Melalui Kerjasama yang
Meliputi :
a. model olah pikir sejoli (MOPS)
b. model olah pikir (MOPB)
c. model konsultasi intra kelompok (MKIK)
d. model tuturial teman sebaya (MTTS)
e. model tuturoial litas kelas )MTLK)
f. model diskusi meja munda (MDMB)
g. model tugas, diskusi dan resitasi (MTDR)
h. model aktifitas tugas terbuka/tertutup (MATT)
Dari
pengalaman yang kita ketahui bahwa situasi ruangan tempat pembelajaran kelas
rangkap berlang sung akan berbeda dngan situasidari pembelajaran kelas tunggal.
Yang membedakan kelas PKR aalah keragaman kelasPKR, yang dimaksud keragaman
aalah sbb :
·
kelompok siswa dari 2 kelas
atau lebih
·
satu /lebih dari satu mata
pelajaran
·
satu atau lebih dari satu
topik yang dibahas
·
satu / lebih dari model
belajar yang digunakan
·
satu/lebih dari satu ruangan
belajar
B.
Saran
kami dari kelompok VI mengharapkan
saran dan kritikan dari rekan-rekan mahasiswa khususnya FKIP PGSD yang bersifat
membangun . Semoga makalah ini dapat dijadikan acuan dalam pengembang dunia
pendidikan .Wassalam
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim
Dosen. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). 2009. UMM : Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar