Minggu, 20 Maret 2016

Pembelajaran Kelas Rangkap

Pembelajaran Kelas Rangkap

D
I
S
U
S
U
N




Firmansyah, S.Pd








BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar  Belakang
PKR Sebagai suatu bidang kajian strategi pembelajaran merupakan suatu hal yang relative baru baik para guru maupun calon guru SD. Oleh karena itu  kami dari kelompok III membahas tentang gambaran tentang bagaimana PKR dalam menganalisis model-model PKR itu sendiri baik para gurunya sendiri. Untuk lebih memahami maksud dari PKR dalam menganalisis dan menggambarkan PKR kami menyajikan materi tersebut dalam suatu makalah kami..

B.     Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas dapat disimpulkan permasalahnnya adalah sbb :
1.      Bagaimana Prinsip dan Pola dasar PKR ?
2.      Bagaimana Bentuk aneka model pembelajaran ?
3.      Bagaimana memelihara suasana belajar ?











BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip dan Pola Dasar PKR
     1. Prinsip Umum dan Khusus
Prinsip PKR adalah ketentuan-ketentuan umum khusus yang bersifat memandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. PKR seperti pembelajaran [ada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik bersifat psikologis pedagogis maupun didaktik-metodik.
Yang bersifat psikologis-pedogogis adalah yang berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, sedang yang bersifat didaktik-metodik adalah yang berkenann dengn strategi perilaku siswa, sedang yang bersifat didaktik-metodik adalah yang berkenaan dengan startegi /prosedur pemecahan.
·         Beberapa Prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain sbb :
·         perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap dan perilakunya menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya
·         Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa atau motivasi intrinsik maupun yang datang dari luar diri siswa atau motivasi intstrumental.
·         Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui transformasi pengalaman.
·         Belajar dari teman seusia atau per group terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial dapat berhasil dngan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
·         Pencapaian dampak instructional dan dampak pengiring menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana dalam belajarmsecara konstektual.
Implementasi dari prinsip umum psikologis-pedagogis terhadap pembelajaran adalah munculnya prinsip-prinsip didaktik-metodik sbb :
  1. Penganekaragaman pembelajaran agar dapat melayani perbedaan individual
  2. Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar agar dapat membangkitkan memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa
  3. Penerapan aneka  pendekatn, metodek dan teknik pembelajaran yang berpotensi mengaktifkan siswa dalam keseluruhan siklus proses belajar
  4. Penekanan pada pencapaian dampak instruksional dan dampak pengirim
Disamping memiliki prinsip umum seperti tersebut diatas, PPKR memiliki beberapa prinsip khusus sbb :
a.       keserampakan kegiatan belajar mengajar
Dalam PPKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan misalnya dari pukul 8.00-9.20 (2 jam pelajaran ) menangani pembelajaran IPA untuk kelas IV dan IPS Kelas VI.
b.      Kadar tinggi waktu keaktifan akademik
Yang dimaksud dengan waktu keaktifan akademik atau disingkat WKA adalah waktu yang benar-benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis, berlatih keterampilan, Berdiskusi).
c.       Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan.
Dengan menerapkan PKR interaksi guru dan murid baik yang berupa perhatian, pengarahan, bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan berlangsung secara bervariasi dan terus menerus terutama dalam PKRdengan satu ruangan.
d.      Pemanfaatan sumber belajar yang efisien
Kita menyadari bahwa disekolah dasar terutama dipedesaan sumber belajar tertulis dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan sekolah. Malah dalam beberapa kasus hanya terdapat suatu eksemplar buku pelajaran untuk 1 kelas.

2. Pola Dasar PKR
Dilihat dari pengorganisasian mata pelajaran, kelas atau rombongan belajar dan ruangan terdapat beberapa pola dasar PPKR sbb :
1.      Model PKR 211       : Dua kelas, satu mata pelajaran, satu ruangan
2.      Model PKR 221       : Dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
3.      Model PKR 311       : Tiga kelas , satu mata pelajaran, satu ruangan
4.      Model PKR 321       : Tiga kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan
5.      Model PKR 322       : Tiga kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan
6.      Model PKR 333       : Tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
7.      Model PKR 222       : Dua kelas, Dua mata pelajaran, dua ruangan
8.      Model PKR 111       : Satu kelas, satu mata pelajaran dengan dua atau tiga topik berjenjang, satu ruangan.
Didalam menerapkan pola dasar PPKR selain model PPKR III, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sbb :
a.          Kelas yang dapat dirangkap dalam satu ruangan adalah kelas I, II, III atau kelas IV, V, VI  atau kelas I,II atau III,IV. Kelas I, II sebaiknya tidak dirangkap dalam satu ruangan dalam kelas dengan kelas IV, V, VI karena alasan perbedaan usia dan perbedaan lama belajar.
b.      Mata pelajaran yang menekankan pada keterampilan melafalkan atau bersuara seperti membaca, menyanyi atau bergerak seperti praktek olah raga tidak  boleh dirangkap dengan mata pelajaran yang menekankan menekankan pada proses kognitif seperti matematika, IPA,IPS, PPKN, Bahasa Indonesia.
c.          Perangkapan kelas dalam ruangan lebih dri tiga tidak dianjurkan karena sukar untuk dikelola antara lain guru akan sangat repot mengesak dari kelas kekelas.

B.  Aneka Model Pembelajaran
Sesuai dengan prinsip khusus PKR seperti dibahas pada bagian A bab ini, pelaksanaan PKR memerlukan penerapan berbagai model pembelajaran yang berpotensi mengaktifkan siswa. Mengenai model tersebut, Winataputra (1997) mengadaptasi beberapa model tercakup dalam dua kelompok ::
  1. Model Proses Belajar Arahan Sendiri
2.      Model Proses Belajar Melalui Kerjasama yang Meliputi :
a.       model olah pikir sejoli (MOPS)
b.      model olah pikir (MOPB)
c.       model konsultasi intra kelompok (MKIK)
d.      model tuturial teman sebaya (MTTS)
e.       model tuturoial litas kelas )MTLK)
f.       model diskusi meja munda (MDMB)
g.      model tugas, diskusi dan resitasi (MTDR)
h.      model aktifitas tugas terbuka/tertutup (MATT)
Untuk masing-masing model akan disajikan langkah dan saran penggunaan rangka PKR sbb :
Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Deskripsi
Model PBAS merupakan suatu kerangka kegiatan belajar atas prakarsa siswa atau secara mandiri dengan mendapat bimbingan seperlunya dari guru. Dalam model ini guru berperang sebagai pemberi kemudahan belajar/facilitator of learning.


Langkah-langkah
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
1. Menyediakan sumber belajar

2.Memberikan penegasan
3. mengecek kemajuan belajar

4. Memberikan penugasan belajar
    lanjut (2)

5. Mengecek kemajuan Belajar (2)

6. Mengevaluasi hasil belajar siswa

·         Penyeleksian
-          Menemukan informasi
-          Membuat catatan
-          Mengekspresikan ide pokok
·         Pemahaman
-          Melihat bahan lebih awal
-          Menggunalkan isyarat
-          Mencari sumber bahan
·         penguatan inagatan
-          Mengkaji ulang bahan
-          Mengingat butir penting
-          Mengetes sendiri
-          Merancang acar belajar sendiri
·         Penjabaran lanjutan
-          Bertanya
-          Membentuk citra sendiri
-          Menarik analogi dan metapora

·         Pengintegrasian
-          Mengungkapkan sendiri
-          Membuat ilustrasi
-          Menggunakan banyak sumber
-          Mengaitkan dengan pengetahuan
-          Menjawab permasalahn sendiri
·         Pengecekan
-          mengecek apa yang telah dikuasai
-          menayadari kekuatan dan kelemahannya

Saran penggunaan
Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan  secara perseorangan maupun kelompok. Inti dari belajar mandiri adalah mencari dan mengelolah informasi atas dorongan belajar dari dalam diri. Artinya tanpa menunggu datangnya tugas atau perintah dari orang lain. Walaupun demikian karena model ini akan diterapkan di SD, arahan dari guru masih tetap diperlukan.

Proses Belajar melalui Kerja sama (PBMKS) terdiri dari model – model sbagai berikut :
Model Olah Pikir Sejoli (MOPS)
Deskripsi
Model Olah pikir sejoli merupakan kerangka kegiatan belajar secara berpasangan. Setiap pasang siswa ditugasi untuk melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama dibawah kontrol guru.
Langkah-langkah
Model OPS memiliki langkah-langkah sbb :
Tahap 1           : Siswa menyimak pertanyaan diajukan guru
Tahap 2           : Semua murid diberikan waktu berfikir untuk menjawab pertanyaan
Tahap 3           : Guru memberikan isyarat mendiskusikan jawaban kepada teman 
                          sebangkunya kemudian merumuskan jawaban tsb
Tahap 4           : Masing-masing pasangan diminta pendapatnya dalam menjawab
                          pertanyaan diajukan oleh gurunya.
Saran penggunaan
Model ini menitik beratkan pada komunikasi banyak arah secara bertahan. Tahap pertama dan kedua memahami komunikasi satu arah (guru-murid) dengan respon dalam bentuk komunikasi dalam diri atau intrapersonal. Tahap ketiga mewadahi komunkasi timbal balik dalam kelompok kecil sebagai persiapan komunikasi banyak arah dalam diskusi kelas pada tahap ke empat.
Model Olah Pikir Berebut (MOPB)
Deskripsi
MOPB merupakan kerangka kegiatan belajar yang menekankan pada proses berfikir menyebar secara dialogis.
Langkah-langkah :
Tahap 1           : Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban
Tahap 2           : Sisw secara perseorangan berfikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lisan
Saran penggunaan
Model ini termasuk kedalam proses curah pendapat atau yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar yakni pertanyaan yang menuntut banyak  jawaban yang bervariasi. Pola PKR yang cocok sebagai arena penerapan pola satu atau lebih dari satu kelas dalam satu ruangan untuk satu atau lebih dari 1 mata pelajaran yang mempunyai topik umum yang ditata dengan penggugusan topik dan subtopik.

Model Konsultasi Intra Kelompok (MKIK)
Deskripsi
MKIK merupakan kerangka kegiatan belajar kelompok dalam memecahkan masalah dengan menggunakan sumber belajar tersedia.
Langkah-langkah
Tahap 1           : Siswa diminta menyiapkan alat tulis
Tahap 2           : Seorang siswa diminta membacakan pertanyaan pertama dari pertanyaan yang telah disiapkan gurunya
Tahap 3           : Semua siswa mencari jawaban dari buku yang tersedia
Tahap 4           : Siswa yang duduk disebelah kiri merupakan pembaca pertanyaan, kemudian ditugaskan mengecek apakah pertanayan yang diajukan mengerti oleh setiap kelompok
Tahap 5           : Bila tercapai kesepakatan dalam pertanyaan tersebut maka semua murid mengambil pena dan menjawab pertanyaan
Tahap 6           : Selanjutnya mengikuti urutan langkah 1 sampai 5 meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dst.
Saran penggunaan
Model ini dapat diterapkan dalam kelas PKR baik yang dilakukan dalam satu atau lebih dari satu mata pelajaran. Yang perlu dicatat ialah pengelompokkan murid sebaiknya menurut kelas. Mungkin cocoknya di kelas IV ke atas.
Model Tutorial Teman Sebaya (MTTS)
MTTS merupakan kerangka kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelasnya yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu temannya dalam melakukan suatu kegiata.
Langkah-langkah
Tahap 1           : Pilihlah siswa yang memiliki kemampuan rata-rata
Tahap 2           : Berikan tugas khusus untuk membantu temannya
Tahap 3           : guru selalu memantau prose saling membantu tersebut
Tahap 4           : Berikan penguatan kedua belah pihak
Saran penggunaan
Mulailah dengan tujuan yang jelas
Jelaskan tujuan kepada seluruh siswa
Siapkan bahan dan sumber belajar
Gunkan cara praktis
Hindari kegiatan pengulangan yang dilakukan oleh guru
Pusatkan kegiatan tutorial pd keterampilan berfikir
Berikan latihan singkat dan memantau setiap proses belajarnya.
Model Tutorial Lintas Kelas (MTLK)
Deskripsi
MTLK merupakan kerangka kegiatanbelajar siswa dengan memanfaatkan siswa lain kelas yang lebih tinggi untuk membantu siswa kelasnya dalam memahami mengerjakan tugas
Langkah-langkah
Pilihlah siswa yang memiliki diatas rata-rata
berikan tugas khusus untuk membantu adiknya
guru selalu memantau proses saling membantu
berikan penguatan kepada kedua belah pihak
saran penggunaan
MTLK digunaka secara lintas kelas. Murid kelas yang lebih tinggi misalnya murid kelas VI yang pandai ditugasi untuk membantu kelompok kelas dibawahnya.
Model Diskusi Meja Bundar (MDMB)
Deskripsi
MDMB merupakan kerangka kegiatan belajar siswa yang bersifat mengundang pendapat siswa secara tertulis dalam suasana terstruktur
Langkah-langkah
siswa dibagi dalam kelompok kecil 3-4 orang
guru mengajukan pertanyaan baik lisan/tertulis
selembar kertas diedarkan dalam setiap kelompok
selama prose berlangsung guru sebagai pemonitor, pemberi kemudahan dan manager kelas
saran penggunaan
MDMB bertujuan mengembangkan keterampilan mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelompok
Model Tugas Diskusi-Resitasi(MTDR)
Deskripsi
MTDR merupakan kerangka kegiatan belajar siswa dalam rangkain kegiatan dalam melaksanakan tugas mendiskusikan tugas dan melaporkan hasil pengerjaan tugas.
Langkah-langkah
Pemberian tugas dari guru
pelaksanaan diskusi kelompok siswa
pelaporan hasil diskusi siswa
Saran Penggunaan
MTDR merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Cocok digunaka kelas IV keatas. Tujuannya pada pengembangan keterampilan akademis melalui situasi kerjasama.
Model Aktifitas Tugas Tertutup (MATTU) dan Aktivitas Tugas Terbuka (MATTA)
Deskripsi
Model diata merupakan kerangka kegiatan belajar melalui pemberian tugas kepada siswa secara terarah pada satu jawaban atau banayk jawaban.

Langkah-langkah
MATTA Dan MATTU meruapakn model pemberian tugas. Yang khas kedua model ini sifat isi tugasnya.
Saran penggunaan
Dalam kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV ke atas. Peran guru sebagai nara sumber dan manager kelas.
C.    Bagaimana memelihara suasana Belajar
Dari pengalaman yang kita ketahui bahwa situasi ruangan tempat pembelajaran kelas rangkap berlang sung akan berbeda dngan situasidari pembelajaran kelas tunggal. Yang membedakan kelas PKR aalah keragaman kelasPKR, yang dimksud keragaman aalah sbb :
·         kelompok siswa daru 2 kelas atau lebih
·         satu /lebih dari satu mata pelajaran
·         satu atau lebih dari satu topik yang dibahas
·         satu / lebih dari model belajar yang digunakan
·         satu/lebih dari satu ruangan belajar






BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
Prinsip PKR adalah ketentuan-ketentuan umum khusus yang bersifat memandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikapi dan mengelola pembelajaran. PKR seperti pembelajaran [ada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum baik bersifat psikologis pedagogis maupun didaktik-metodik.
Sesuai dengan prinsip khusus PKR seperti dibahas pada bagian A bab ini, pelaksanaan PKR memerlukan penerapan berbagai model pembelajaran yang berpotensi mengaktifkan siswa. Mengenai model tersebut, Winataputra (1997) mengadaptasi beberapa model tercakup dalam dua kelompok ::
·         Model Proses Belajar Arahan Sendiri
  • Model Proses Belajar Melalui Kerjasama yang Meliputi :
a.       model olah pikir sejoli (MOPS)
b.      model olah pikir (MOPB)
c.       model konsultasi intra kelompok (MKIK)
d.      model tuturial teman sebaya (MTTS)
e.       model tuturoial litas kelas )MTLK)
f.       model diskusi meja munda (MDMB)
g.      model tugas, diskusi dan resitasi (MTDR)
h.      model aktifitas tugas terbuka/tertutup (MATT)
Dari pengalaman yang kita ketahui bahwa situasi ruangan tempat pembelajaran kelas rangkap berlang sung akan berbeda dngan situasidari pembelajaran kelas tunggal. Yang membedakan kelas PKR aalah keragaman kelasPKR, yang dimaksud keragaman aalah sbb :
·         kelompok siswa dari 2 kelas atau lebih
·         satu /lebih dari satu mata pelajaran
·         satu atau lebih dari satu topik yang dibahas
·         satu / lebih dari model belajar yang digunakan
·         satu/lebih dari satu ruangan belajar
B.           Saran
kami dari kelompok VI mengharapkan saran dan kritikan dari rekan-rekan mahasiswa khususnya FKIP PGSD yang bersifat membangun . Semoga makalah ini dapat dijadikan acuan dalam pengembang dunia pendidikan .Wassalam















DAFTAR PUSTAKA
1.         Tim Dosen. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). 2009. UMM : Makassar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar